Senin, 21 Maret 2016

Kisah Polwan Ditangkap Saat Operasi PSK





Penyamaran pun dilakukan agar orang yang menjadi target operasi (TO) ini tak curiga jika dia telah dibuntuti polisi. Biar tak kentara, pengintaian dilakukan dengan pola estafet bersama tim kala itu. Setelah benar-benar yakin, jika orang tersebut bersentuhan dengan narkoba, muslihat pun direncanakan. Ia pun melakukan pendekatan secara langsung dengan tersangka.
"Itu memang TO saya. Karena saya yang mendapat informasinya," ujar Novi.
Saat Novi dan dan tim melakukan penangkapan. Ternyata, orang itu tersadar jika diburu polisi. Lalu, orang itu berusaha kabur. Aksi kejar-mengejar pun terjadi. Novi dan tim berlari kencang mengejar orang itu. Namun naas bagi orang tersebut. Saat kabur dari kejaran Novi ini, orang itu menabrak sebuah tembok. Orang yang menjadi TO itupun berhasil dibekuk.
"Dalam penangkapan TO pertama saya itu, tangan tersangka patah karena menabrak tembok,” kata Novi.
Kini Novi bertugas sebagai pemeriksa terhadap pelaku perempuan. “Gak pernah merasa aneh kalau lagi pemeriksaan, meski tersangka nantinya harus bugil. Kan memang harus seperti itu. Dalam kasus narkoba, kebanyakan tersangka perempuan akan menyembunyikan barang bukti di tempat-tempat tersembunyi yang tidak akan diperiksa polisi laki-laki,” ujarnya.
Kisah tak kalah serunya juga diungkapkan AKBP Sang Ayu Putu Alit Saparani. Saparani yang kini menjabat sebagai Kepala Sub Bidang 4 Ditreskrimum Polda Bali pernah dikira sebagai Polwan gadungan.
Ceritanya, setahun menjadi Polwan di tahun 1986, Saparani yang saat itu bergabung dengan Satuan Reskrim Polres Badung diminta untuk membongkar kasus Polwan gadungan. Saat menjalankan tugas ini, ia berpura-pura mencari tempat kos di kosan Polwan gadungan itu tinggal.

Halaman selanjutnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar